Selasa, 17 Maret 2009

Penggunaan Fly Ash sebagai Bahan Geopolimer

Geopolimer merupakan polimer anorganik berasal dari sintesis senyawa alumino-silikat yang diaktifasi oleh larutan alkalin kuat (Nicholson, 2005). Proses sintesis geopolimer dikenal dengan istilah geopolimerisasi. Reaksi geopolimerisasi adalah eksotermis , berlangsung pada tekanan 1 Atm, dan pada temperatur rendah (dibawah 100 0c) (Panias, 2006). Pada dasarnya struktur geopolimer hampir sama dengan zeolit, keduanya mengandung kerangka Si-O-Al. Namun, terdapat perbedaan utama yang membedakan struktur zeolit dan geopolimer yaitu geopolimer cenderung amorf. Geopolimer sebagai material yang relative baru sangat potensial untuk menggantikan semen Portland terutama dalam aplikasinya sebagai bahan dasar pembuatan beton.

Geopolimer sebagai material yang relatif baru sangat potensial untuk menggantikan semen portland terutama dalam aplikasinya sebagai bahan dasar pembuatan beton. Hal ini dikarenakan geopolimer memiliki mechanical properties yang bagus yaitu memiliki kuat tekan tinggi (lebih dari 100 Mpa), tahan terhadap panas (lebih dari 1400 C) dan tidak meleleh serta ramah lingkungan (Xu and van Deventer, 2002). Geopolimer dapat disintesis dari bahan baku Fly ash, berasal dari abu pembakaran batu bara.

Penelitian tentang pemanfaatan fly ash sebagai starting material dari geoplimer telah banyak dilakukan. Diantaranya dengan menggunakan fly ash dari PLTU dari PT Semen Gresik yang dilakukan oleh Arik Alfiah, S.Si. Hasil sintesis geopolimer dengan menggunakan fly ash dari PLTU PT Semen Gresik dapat menghasilkan kuat tekan hingga 106,69 MPa.

Dari hasil penelitian ini memberikan alternatif lain bagi kita untuk menghasilkan bahan beton dengan bahan yang relatif murah dan ramah lingkungan.

(ditulis kembali dari :SINTESIS DAN KARAKTERISASI GEOPOLIMER DARI ABU LAYANG PT
SEMEN GRESIK, Arik Alfiah, S.Si.)

Jumat, 13 Maret 2009

Utilization of Fly Ash as Polypropylene Filler

Fly ash is the finally mineral residue resulting from the combustion of the char coal in electric generating plant. Fly ash consists of inorganic matters in the coal that has been fused during coal combustion. Fly ash generally consists of SiO2, Al2O3, SO3, CaO and other mineral. Fly ash particle generally are spherical in shape. Fly ash particles also have 10 - 20μm in size. Fly ash can dissolve in water so being problem for environment. Fly ash also can being problem for human health such as irritating eyes, skin, nose and inhalation and cancer (MSDS, 2005).

At this moment, some reseacher examine how fly ash become usefull for human. One of that research, made fly ash as the material filler of polypropylene. Fly ash make polypropylene more strenght than pure polypropylen as the result. It is signed that polypropylene modified by fly ash filler with 0.15% w/w in plypropylen at composition can improve their ultimate tensile strenght 12.8% higher than the pure polypropylene. Polypropylene Modificated by adding fly ash filler in, are not change its chemical resistance.

This research is being a new era for human equipment industry. You can imagine in your mind how if human equipment that is made by mineral or iron can be replaced by polymer material. It will be light in weight and also made our life easier.

Kamis, 12 Maret 2009

Penggunaan Fly Ash sebagai Filler Polipropilen


Fly ash merupakan abu ringan yang dihasilkan dari pembakaran batubara. Ukuran partikel fly ash berkisar antara 10 - 20μm dengan bentuk partikel sperti bola. Fly ash mengandung mineral SiO2 amorf, SiO2 kristalin, Al2O3, CaO, TiO2, Fe2O3 dan MgO. Komposisi fly ash sangat tergantung pada jenis batubara dan sistem pembakaran batubara tersebut. Sifat fly ash yang ringan menyebabkan beberapa permasalahan lingkungan khususnya bagi kesehatan penduduk di sekitar industri yang menggunakan bahan bakar batubara. Permasalahan kesehatan yang diakibatkan oleh fly ash adalah iritasi pada mata, iritasi pada kulit, iritasi pada membran mucuous, penyakit pada organ pernafasan seperti pada paru-paru dan penyakit kanker. Sifat fly ash yang dapat larut di dalam air menyebabkan oksida logam yang terkandung di dalamnya tersebar dalam lingkungan sehingga fly ash menjadi polutan bagi lingkungan (MSDS, 2005).
Dewasa ini sering digalakkan penelitian untuk pemanfaatan fly ash. Diantaranya dengan memanfaatkan fly ash sebagai material filler dalam polipropilen. Material filler merupakan material yang digunakan untuk bahan pengisi rongga kosong dalam polipropilen. Penggunaan material filler memberikan efek terhadap sifat mekanik, ketahanan terhadap bahan kimia dan bahkan konduktivitas dari polipropilen.
Penggunaan fly ash sebagai material filler ditritmen terlebih dulu dengan bahan silana. Bahan silana berfungsi sebagai konektor antara polipropilen dan fly ash (coupling agent).Sehingga fly ash dapat lebih compatible dengan polipropilen.
Polipropilen yang dimodivikasi dengan fly ash mengalami perkembangan sifat mekanik dan ketahanan terhadap bahan kimia. Pada kadar 0.15 % b/b fly ash dalam polipropilen dapat menaikkan nilai ultimate tensile strenght dari polipropilen sebesar 12.81% terhadap polipropilen tanpa fly ash serta sifat ketahanan terhadap bahan kimia yang tidak mengalami banyak perubahan (Salam, 2009).
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Penelitian ini merupakan awal kemajuan teknologi dan science untuk menggantikan peralatan yang terbuat dari baja atau logam yang berat dengan peralatan yang terbuat dari bahan polimer yang tentunya akan lebih ringan beratnya.